Mungkin ini
Created by My Friend ( KIKI A. )
Pagi ini adalah hari pertama masuk sekolah ditahun ketiga diSMK, iya tepatnya kelas XII. Seperti biasa disetiap paginya, rumah kami selalu ramai karena monster, saudara laki- laki ku itu selalu membuat rumah selalu berisik dengan hal konyol yang ia lakukan.
Tepat 30 menit sebelum bel masuk dibunyikan, aku memulai mengayuh sepeda ku ini, karena jarak rumah dengan sekolahan dekat, ku putuskan untuk menaiki sepeda ontel daripada naik kendaraan umum, satu lagi alasan mengapa aku memilih mengontel sepeda yaitu karena “dia”, Jonathan Pradibyo pria yang sangat berkarisma yang sangat menyukai komik detektif conan dan lebih menyukai naik sepeda ontel untuk berangkat sekolah. Dia-lah pria yang ku kagumi, aah, entahlah, perasaan apa ini.
- - -
Setiap kali aku dan sepeda ku ini melewati jembatan Milo, aku selalu berpapasan dengannya, saat itulah waktu yang selalu ku harapkan, menaiki sepeda beriringan dengan Jonathan. Banyak orang bilang bahwa hal yang kebetulan sepereti itu dibilang “jodoh”. haha ! mungkin ini bukan hal yang kebetulan, aku telah mengatur jam berangkat sekolah ku agar bisa berpapasan dengannya. Tapi, tidak untuk pagi ini, tidak ku lihat Jonathan dengan sepeda ontelnya setelah melewati jembatan Milo ini, aku terus mengayuh sepedaku. Sesampai diparkiran sekolah ku lihat sepeda Jonathan sudah ada diparkiran, dalam pikiran ku, besok aku harus berangkat lebih awal.
- - - -
Bel pulang sekolah telah terdengar, ku putuskan untuk langsung pulang kerumah. Saat aku akan ke parkiran terlihat Jonathan berjalan ke arah ku dan dia mengajak ku ketoko buku. Ku urungkan niat ku untuk langsung pulang kerumah, aku meng-iyakan ajakan Jonathan. Kemudian kita menuju tempat parkir bersama dan lalu pergi ketoko buku. Kita terlalu keasyikan saat ditoko buku hingga tak menyadari jam sudah menunjukan pukul 5 sore. Kita berdua lalu bergegas pulang, Jonathan mengantarku pulang kerumah, sesampai didepan rumah ku dan melihat ibuku, dia lalu turun dari sepedanya dan meminta maaf ke ibuku kerena telah mengajak ku ketoko buku hingga pulang kerumah se-sore ini.
- - - -
Ke-esokan harinya seperti yang aku rencanakan, aku berangkat kesekolah lebih awal, dengan penuh semangat ku kayuh sepeda ku. Saat dijalan sebelum melewati jembatan Milo, sebuah truk yang memuat kapas menyalipku dengan sangat kencang, alhasil kapas bertebaran dan mengotori kepala dan seragam yang ku kenakan. Aku berniat untuk membersihkan kapas yang mengotori kepala dan seragam yang ku kenakan saat tiba disekolah nanti. Jembatan Milo telah kulewati dan tidak kulihat Jonathan dengan sepeda ontelnya lagi. Tiba- tiba seseorang menyapa ku dari belakang dan suara itu, iya suara Jonathan!. Kami lalu mengayuh sepeda beriringan, beberapa pertanyaan langsung muncul dari mulut Jonatahan,
“Lho ? Tiff ? apa yang terjadi dengan mu ? kenapa kamu penuh dengan kapas seperti itu?”
“ohh, ini, tadi ada truk yang memuat kapas denga kencang menyalip ku, ya beginilah effectnya” jawab ku
“hahaha, Keberuntungan mu itu Tiff” dengan nada mengejek dia mengatakan itu.
- - - -
Selalu, Selalu moment seperti itu yang aku tunggu dan harapkan, berpapasan dengan Jonathan, lalu mengayuh sepeda beriringan dengannya, ketoko buku bersama, dan satu hal lagi, aku telah menyadari perasaan ku terhadapnya selama ini bahwa aku selalu mengaguminya, cinta.
-Kiki Andriyani-
: Maaf kalau bahasa yang saya gunakan belum benar dan juga jalan cerita yang kurang jelas, juga endingnya. Mari koreksi bersama: Terimakasih !
Created by My Friend ( KIKI A. )
Pagi ini adalah hari pertama masuk sekolah ditahun ketiga diSMK, iya tepatnya kelas XII. Seperti biasa disetiap paginya, rumah kami selalu ramai karena monster, saudara laki- laki ku itu selalu membuat rumah selalu berisik dengan hal konyol yang ia lakukan.
Tepat 30 menit sebelum bel masuk dibunyikan, aku memulai mengayuh sepeda ku ini, karena jarak rumah dengan sekolahan dekat, ku putuskan untuk menaiki sepeda ontel daripada naik kendaraan umum, satu lagi alasan mengapa aku memilih mengontel sepeda yaitu karena “dia”, Jonathan Pradibyo pria yang sangat berkarisma yang sangat menyukai komik detektif conan dan lebih menyukai naik sepeda ontel untuk berangkat sekolah. Dia-lah pria yang ku kagumi, aah, entahlah, perasaan apa ini.
- - -
Setiap kali aku dan sepeda ku ini melewati jembatan Milo, aku selalu berpapasan dengannya, saat itulah waktu yang selalu ku harapkan, menaiki sepeda beriringan dengan Jonathan. Banyak orang bilang bahwa hal yang kebetulan sepereti itu dibilang “jodoh”. haha ! mungkin ini bukan hal yang kebetulan, aku telah mengatur jam berangkat sekolah ku agar bisa berpapasan dengannya. Tapi, tidak untuk pagi ini, tidak ku lihat Jonathan dengan sepeda ontelnya setelah melewati jembatan Milo ini, aku terus mengayuh sepedaku. Sesampai diparkiran sekolah ku lihat sepeda Jonathan sudah ada diparkiran, dalam pikiran ku, besok aku harus berangkat lebih awal.
- - - -
Bel pulang sekolah telah terdengar, ku putuskan untuk langsung pulang kerumah. Saat aku akan ke parkiran terlihat Jonathan berjalan ke arah ku dan dia mengajak ku ketoko buku. Ku urungkan niat ku untuk langsung pulang kerumah, aku meng-iyakan ajakan Jonathan. Kemudian kita menuju tempat parkir bersama dan lalu pergi ketoko buku. Kita terlalu keasyikan saat ditoko buku hingga tak menyadari jam sudah menunjukan pukul 5 sore. Kita berdua lalu bergegas pulang, Jonathan mengantarku pulang kerumah, sesampai didepan rumah ku dan melihat ibuku, dia lalu turun dari sepedanya dan meminta maaf ke ibuku kerena telah mengajak ku ketoko buku hingga pulang kerumah se-sore ini.
- - - -
Ke-esokan harinya seperti yang aku rencanakan, aku berangkat kesekolah lebih awal, dengan penuh semangat ku kayuh sepeda ku. Saat dijalan sebelum melewati jembatan Milo, sebuah truk yang memuat kapas menyalipku dengan sangat kencang, alhasil kapas bertebaran dan mengotori kepala dan seragam yang ku kenakan. Aku berniat untuk membersihkan kapas yang mengotori kepala dan seragam yang ku kenakan saat tiba disekolah nanti. Jembatan Milo telah kulewati dan tidak kulihat Jonathan dengan sepeda ontelnya lagi. Tiba- tiba seseorang menyapa ku dari belakang dan suara itu, iya suara Jonathan!. Kami lalu mengayuh sepeda beriringan, beberapa pertanyaan langsung muncul dari mulut Jonatahan,
“Lho ? Tiff ? apa yang terjadi dengan mu ? kenapa kamu penuh dengan kapas seperti itu?”
“ohh, ini, tadi ada truk yang memuat kapas denga kencang menyalip ku, ya beginilah effectnya” jawab ku
“hahaha, Keberuntungan mu itu Tiff” dengan nada mengejek dia mengatakan itu.
- - - -
Selalu, Selalu moment seperti itu yang aku tunggu dan harapkan, berpapasan dengan Jonathan, lalu mengayuh sepeda beriringan dengannya, ketoko buku bersama, dan satu hal lagi, aku telah menyadari perasaan ku terhadapnya selama ini bahwa aku selalu mengaguminya, cinta.
-Kiki Andriyani-
: Maaf kalau bahasa yang saya gunakan belum benar dan juga jalan cerita yang kurang jelas, juga endingnya. Mari koreksi bersama: Terimakasih !
0 Response to "Mungkin ini"
Post a Comment