Aku Lebih Baik Di Balik Layar Saja


Aku masih merasakan hal yang sama, seperti saat pertama cerita tentang KITA itu di mulai. Genap setahun mungkin aku menyayangimu. Aku ingat betul bagaimana fase-fase cinta itu tumbuh di dalam hatiku dan bagaimana proses bersatunya kita, sempat..sempat bersatu. Tapi sekarang aku, kamu, kita memilih jalan yang berbeda. Kamu memang bukan sosok yang istimewa di kalangan banyak orang. Kebanyakan dari mereka mengagumi kelebihanmu di bidang study mu, ketelatenanmu menekuni duniamu. Sedangkan aku, kurasa aku mulai mengagumi semua yang ada pada dirimu, dari ujung kepala sampai ujung kaki. Bermula dari kekaguman biasa yang membuatku mengidolakan dirimu, hingga berlanjut pada perbincangan pribadi yang membuat episode baru di kisah percintaan kita.

Tapi itu dulu. Keadaan telah berbeda sekarang. Karna aku atau lebih tepatnya kita telah memutuskan untuk menjadi teman baik saja. . Ya, setelah banyak hal yang kita lewati, kita putuskan untuk mengakhirinya. Sedih memang karna aku atau mungkin juga kamu pada saat itu masih menyimpan rasa satu sama lain. Tapi kita coba untuk membendungnya karna suatu hal. Setelah berakhirnya kita, aku kira aku akan cukup mudah melupakanmu. Aku ganti akun jejaring sosialku dengan yang baru agar aku bisa belajar untuk melupakanmu dan untuk membuat hidupmu lebih bahagia tanpa adanya hal yang berhubungan dengan diriku lagi. Namun kenyataannya, itu saja tak cukup untuk melupakanmu. Hari demi hari ku lalui seperti tak pernah ada kesedihan di hati. Aku coba bersikap normal, berpura-pura bahagia, mencoba mengobati luka di hati. Sampai pada akhirnya....

Aku melihatmu pagi tadi. Saat ku luangkan waktu untuk olahraga dengan teman-teman dekatku. Saat ku mencoba bangkit dari keterpurukanku dan berusaha untuk meraih mimpi. Aku melihatmu. Lewat di depan mataku. Masih dengan kendaraan yang sama, helm yang sama, tatapan yang tajam dan tepat mendarat di hatiku. Aku melihatmu. Mungkin kamu juga melihatku, tapi ku palingkan wajah. Bukan karna aku membencimu atau dendam, tapi karna aku belum cukup kuat untuk melihat dirimu dan tatapan tajam matamu itu. Walau beberapa menit sebelumnya aku berucap "Seandainya aku lari-lari begini lalu tiba-tiba aku melihat dia, lalu bagaimana ya nantinya?" Seperti mengharap memang saat aku berkata begitu tapi setelah Tuhan membuat itu menjadi kenyataan, aku tak seberani yang aku pikirkan. Ketika dia melihat sekeliling dan mungkin melihat aku dan aku melihatnya, mata kita bertemu, hatiku berdebar kencang..dan setelah ku palingkan muka dan dia telah melaluiku, aku diam-diam melihat sosoknya hingga hilang dari pandangan mata.

Sakit ternyata. Sakit setelah aku lihat dia menghilang. Aku seperti merasakan bahwa dia akan menghilang, menjauh dari hidupku selamanya. Sungguh, ada sakit di dada ketika ku lihat punggung itu berlalu meninggalkanku. Serasa aku patah hati lagi. Mengapa bisa sedemikian? Sudahlah, tak perlu ada yang di sesali kan? Ini keputusanku dan juga untuk kebaikan dia. Rinduku akan dirinya cukup terobati, walau yang ku lihat hanya sepasang mata yang indah tapi itu cukup mewakili segalanya. Soal sakit ini, akan ku cari penawarnya  nanti.

Sosok yang sering ku amati gerak-geriknya dari jejaring sosial, pagi ini ku temukan dia lewat di depan mataku. Aku memang lebih suka di balik layar. Tak terlihat tapi cukup tau. Aku tak banyak menunjukkan rasa cintaku yang berlebihan di jejaring sosial hingga dia melihatnya. Aku tak mau begitu. Aku ingin dia merasakan dan menyadari sendiri siapa sosok di balik layar yang diam-diam sangat mempedulikannya. Aku tak suka mengejar, aku tak ingin blak-blakan. Aku lebih percaya dan senang jika takdir yang mempertemukan kita kembali. Karna takdir itu di rancang oleh Tuhan sendiri. Hingga saat di pertemukannya kembali, tak akan pergi lagi. Tapi jika kita memang di takdirkan untuk berpisah selamanya, aku yakin ini yang terbaik. Dan akan ada sosok baru yang lebih baik dari aku yang mengisi hatimu dan akan ada sosok yang lebih dari kamu yang megisi hatiku. Ku serahkan semua padaMu, ya Allah. Mau Engkau bawa kemana rasa ini, hamba ikuti alurnya. Engkau Yang Maha Membolak-balikan hati, satukanlah kita dengan jiwa yang baik menurutmu, yang akan membawa kehidupan kita menjadi lebih baik nantinya. Aamiin.

Hai kamu, yang mungkin akan membaca ini. Apa kabar? Dalam pandanganku, kamu terlihat semakin mempesona. Tatapanmu tadi membuncah ruah di ruang hatiku. Membuat detak jantungku berdebar semakin kencang. Mengapa kamu begitu mempesonakan mataku? Aku masih ingat aroma parfum mu itu, apakah masih sama? Aku menyukai baunya. Semoga bahagia selalu, jaga kesehatan. Dan semoga kau temukan belahan jiwamu nantinya.

ditulis saat sedang lelah-lelahnya,
M. A

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "Aku Lebih Baik Di Balik Layar Saja"

Post a Comment